Merujuk kepada blue Print, strategi politik dalam di luar negara disepakati bahwa,
perjuangan untuk mengembalikan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Acheh Darussalam
dari penjajah Indonesia, penyelesaiannya ditempuh melalui pendekatan politik dan diplomatik
–mengajukan tuntutan terhadap Belanda (1873-1942), Jepang (1942-1945) dan Indonesia
(1950-2925)– atas alasan historis dan politis dimana kebijakan politik ketiga-tiga kolonial
tersebut, selain merugikan kepentingan politik nasional NAD, juga menghilangkan eksistensi
Negara Acheh Darussalam yang menukar dari kedudukan sebuah negara merdeka dan
berdaulat kepada salah satu Provinsi dalam wilayah berdaulat NKRI. Kebijakan tersebut nyata
nyata melanggar Piagam PBB dan Ketentuan Hukum Internasional.
Tuduhan PNAD yang termaktub di atas, tidak cukup diutarakan dalam secara lisan
lewat tausiyah politik, melainkan seluruh dokumen yang kita miliki, wajib diperlihatkan
keabsahannya bahwa, eksistensi Negara Acheh Darussalam adalah sebuah negara merdeka dan
berdaulat yang sudah wujud sejak tahun 1205 M lagi , jauh sebelum kedatangan ketiga-tiga
kolonial tersebut. Oleh itu, seluruh dokumen yang termaktub di bawah mesti betul-betul
dipejarari, difahami, diterangkan dan disebar-luas untuk menjadi pengetahuan umum kepada
khalayak bangsa Acheh khususnya dan masyarakat dunia umumnya.
Maka, dengan mengucap ﷽dengan hormatnya dipaparkan pelbagai
ragam fakta sejarah yang membuktikan bahwa, Acheh Darussalam merupakan sebuah negara
merdeka dan berdaulat yang tidak dapat terbantahkan dan dinafikan oleh siapa pun. Bukti
keabsahan fakta tersebut mencakupi: list nama-nama Pemimpin nasional (Sultan) mengikut
masa berkuasa, Bendera Negara, Konstitusi Negara (Meukuta Alam), Hukum Jenayah Islam
Negara Acheh Darussalam sebagai Hukum Positif, Tapal Batas wilayah berdaulat, Mata Uang,
Stempel, Pasport, Buku Nikah, Akte Kelahiran, hubungan diplomatik dengan negara luar,
Pengakuan dari dan kepada negara lain, dll. Kesemuanya dapat disaksikan di sini.
Wassalam,
Dr. H. Yusra Habib Abdul Gani, S.H.
( Penyusun )
NILAH NAMA-NAMA PEMIMPIN NASIONAL ACEH DARUSSALAM
MENGIKUT MASA MEMERINTAH (1205 –2010 )
1. Sultan Merah Johan Syah (1205-1235 )
2. Sultan Ahmad ( 1235-1262 )
3. Sultan Seri Muhammad Syah (1262- 1308 )
4. Sultan Firman Syah (1308-1355 )
5. Sultan Alaidin Mansur Syah ( 1355-1411 )
6. Sultan Alauddin Mahmud Johansyah (1411-1470 )
7. Sultan Husen Syah ( 1470-1501 )
8. Sultan Musaffar Syah ( 1501-1511 )
9. Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah ( 1511-1530 )
10. Sultan Salahuddin ( 1530-1539 )
11. Sultan Alaidin Riayat Syah Al-Qahar 11 ( 1539-1571 )
12. Sultan Husain Alaidin Riayat Syah III ( 1571-1579 )
13. Sultan Muda bin Sultan Husain Syah Sri Alam ( 1579 )pada usia 7 bulan
14. Sultan Seri Mughal Seri Alam Periaman Syah ( 1579 ), hanya 20 hari (dibunuh)
15. Sultan Zain al-Abidin ( 1579-1580 )
16. Sultan Alaudin Mansyur Syah ( 1580-1587 ) anak Sultan Ahmad Perak.
17. Sultan Meugat Boejoeng bin Sultan Munawar Syah ( 1587-1589 )
18. Sultan Alaudin Ali Riayat Syah IV ( 1589-1604 )
19. Sultan Muda Alauddin Riayat Syah V ( 1604-1607 )
20. Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam ( 1607-1636 )
21. Sultan Iskandar Thani ( 1636-1641 ). Beliau adalah anak kepada Sultan Pahang.
22. Sultanah Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam ( 1641-1675 )
23. Sultanah Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam ( 1675-1678)
24. Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah ( 1678-1688 )
25. Sultanah Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din ( 1688-1699)
26. Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702 )
327. Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui ( 1702-1703 )
28. Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir ( 1703-1726 )
29. Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din ( 1726 )
30. Sultan Syams al-Alam ( 1726-1727 )
31. Sultan Alaidin Ahmad Syah ( 1727-1735 )
32. Sultan Alaidin Johan Syah ( 1735-1760 )
33. Sultan Alaidin Mahmud Syah ( 1760-1781 )
34. Sultan Alaidin Muhammad Syah ( 1781-1795 )
35. Sultan Alaudin Jauhar Alamsyah (Dipangku oleh Teuku Cot Zainul Abidin (1795-1802 )
36. Sultan Alaidin Jauhar al-Alamsyah ( 1802-1823 )
37. Sultan Syarif Saif al-Alam (rampasan kuasa tahun ( 1815-1818 )
38. Sultan Alaudin Jauhar Alamsyah ( 1818-1823 )
39. Sultan Alaidin Muhammad Daudsyah I (Dipangku oleh Sultan Alaidin Ali Iskandar Su
laimansyah selama tiga bulan, tetapi tidak disetuji (1 823-1838 )
40. Sultan Ibrahim Alaidin Mansursyah (karena Teuku Cot Zainul Abidin –anak kepada Ibra
him Alaidin Mansursyah meninggal dunia pada tahun 1870, sementara Tuanku Muham
mad Daudsyah berumur lima (5) tahun, maka untuk mengelak berlaku ‘perang saudara’,
jabatan sultan diserah kepada Tuanku Mahmudsyah berumur 14 tahun ( 1838-1870 )
41. Sultan Alaidin Mahmud Syah Mahrum Pagar Aye ( 1870-1874 )
42. Sultan Tuanku Hasyim Bangta Muda (dipilih secara aklamasi oleh Majlis Negara, 1874).
Akan tetapi hasil pemilihan dan pengangkatan tersebut ditolak oleh Tuanku Hasyim
Bangta Muda dan menyerahkannya kepada Alaidin Muhammad Daud Syah II yang pada
masa itu masih di bawah umur. Tuanku Hasyim Bangta Muda berperan sebagai Wali ke
atas pemangku Sultan Aceh tersebut.
43. Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah II ( 1874 )
44. Wali Negara Tengku Thjik Muhammad Saman di Tiro ( 1874-1891 )
45. Wali Negara Tengku Thjik Habib Samalanga ( 1891 )
46. Wali Negara Tengku Thjik Muhammad Amin di Tiro ( 1891-1896 )
47. Wali Negara Tengku Thjik Muhammad Ubaidillah di Tiro ( 1896-1899 )
48. Wali Negara Tengku Thjik Lambada di Tiro ( 1899-1904 )
49. Wali Negara Tengku Thjik Zainal Abidin di Tiro ( 1904-1907 )
50. Wali Negara Tengku Thjik Zainal Mahyeddin di Tiro ( 1907-1910 )
51. Wali Negara Tengku Thjik Zainal Ma’at di Tiro ( 1910-1911 )
{ Selama 65 tahun Acheh Darussalam vacum of Power tidak memiliki Pemimpin
Nasional)
52. Wali Negara Tengku Thjik M. Hasan di Tiro ( 1976-2010 )
Sumber: THE ORIGINAL CORRESPONDENCE, SECTION OF THE, EAST INDIA COMPANYS,
RECORDS, ARTICLES SET DOWN BY THE KING OF DACHEM AND DELIVERED TO SIR JAMES
LANCASTER. A.D 1603, Perjanjian Raffles (22 April 1819), Muhammad Said (1961), Tengku
Hasan M. di Tiro (1986), A. Hasjmy (1997), Snouch Hurgronjoe (1985), Paul Van’t Veer (1985),
Denys Lombard (1986), H.M Zainuddin (1961), Nur El-Ibrahimi(1993), Yusra Habib Abdul Gani
(2000), Yusra Habib Abdul Gani (2008),Meukuta Alam, (1511-1553), Husein Djajadiningrat
(1908),Muchtaruddin Ibrahim (1977).M. Yunus Jamil (1968), Teuku Muhammad Hasan (1999),
Teuku Abdullah Bén Peukan Tangsé (1999), James T. Siegel (1999), Nazaruddin Syamsudin
(1999), H.C. Zentgraaff (1983). Dr. Husaini Ibrahim Ma (2014). Tesis Yusra Habib Abdul Gani,
UKM, 2016.
4Pada 21 Juli 2002, Malik Mahmud disetujui oleh Tengku Hasan di Tiro (Wali Negara)
untuk diangkat menjadi Perdana Menteri ( 21 Juli 2002 – 15 Agustus 2005 )
Pada 3 Desember 2020, Dr.H. Yusra Habib Abdul Gani, S.H, disepakati untuk ditunjuk
dan dilantik oleh Majlis Negara Acheh Darussalam yang dihadiri oleh 13 Perwakilan Wilayah
seluruh Acheh + Tuha Peut + Tuha Lapan dan Qadhi Negara, sekaligus mengambil Sumpah
Jabatan Dr.H. Yusra Habib Abdul Gani, S.H sebagai Perdana Menteri Acheh Darussalam






