Foto ini saya ambil pada acara pelantikan pengurus Partai Aceh di taman Sri Ratu Syafiatuddin *cmiiw (24/03/2013). Ini adalah gantungan kunci milik satgas partai aceh, hanya diproduksi 22 buah.
SINGA merupakan sebagai simbol kedaulatan Aceh (The Lion crowned: Symbol of sovereignty of the state of Aceh). Artinya, Aceh merupakan Negara berdaulat dan independen di Pulau Sumatera, memiliki territorial, rakyat, memiliki kepala Negara dan konstitusi, dan berlaku Adat bak Po Teumeureuhom.
BURAQ merupakan binatang yang berlari secepat kilat dalam mitologi Islam (Buraq: Islamic mythology). Buraq di sini berarti cahaya. Dalam mitologi Islam, buraq berarti adalah kenderaan yang digunakan Nabi Muhammad SAW selama Isra’ dan Mi’raj (Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Jerusalem, dan dari sana sampai ke Sidratul Muntaha, dan kembali lagi ke Mekkah). Filosofinya, ini adalah simbol komunikasi yang sangat cepat, keindahan, loyalitas, dan global. Artinya, orang Aceh harus berpikir global dan bertindak lokal. Selain itu, Buraq berarti hukom bak Syiah Kuala.
BULAN SABIT dan BINTANG (Crescent & Star). Bulan dan Bintang lazim disebut sebagai simbol Islam. Islam adalah konstitusi negara dan cara hidup orang Aceh (The Symbol of Islam. Islam is the constitution of the state and the way of life of the Achehnese). Artinya, bintang berarti rukun Islam yang lima, sementara bulan merupakan cahaya iman.
RENCONG, PERISAI, dan GLIWANG adalah simbol reusam Negara Aceh (Reusam adalah alat untung menegakkan adat dan hukum, dalam hal ini dilakukan oleh laksamana dan bintara). Rencong merupakan senjata khas Aceh yang merupakan simbol pertahanan. Rencong dibuat dengan desain khusus dari kata Arab: “Bismillah” artinya dengan nama Allah (The Symbol of defence, Rincong is made with special design from the Arabic word: “Bismillah” means with the name of Allah)
Padi merupakan lambang kemakmuran. Pade peunadjoh phon bansa Aceh (Padi merupakan makanan sehari-hari orang Aceh). Simbol rantai (renek-renek) merupakan Qanun Neugara Aceh. Lambang Sauh merupakan tempat tersangkut pulau Aceh, dua garis di atas sauh melambangkan majelis tuha peut Neugara Aceh, dan empat garis silang melambangkan Majelis Tuha Lapan Neugara Aceh.

Teks di bawah lambang “hudep beusare mate beu sajan” merupakan rakyat Aceh harus hidup secara jantan dan mati bersama-sama (“Tiger in life, together in death”). Simbol ini juga bermakna loyalitas nasional (Symbol of national loyality).
Dalam lambang tersebut juga ada roda kemudi yang memiliki huruf T dalam roda. Huruf “T” adalah simbol dari kata pertama dari abjad gelar kebangsawanan Aceh. Yaitu Tuanku, Tengku dan Teuku. Ini adalah simbol persatuan dari penguasa Aceh.
Kenapa lambang itu dieja Lambang Buraq-Singa? Padahal kalau diperhatikan lambang, kita harus mengejanya dengan Lambang Singa-Buraq (gambar Singa lebih duluan). Dalam bukunya, Buraq vs Garuda, Indra J Piliang yang meneliti khusus pengaruh lambang dalam perang Aceh-Jakarta menyimpulkan, sistem membaca orang Aceh mengikuti ejaan Arab, dari kanan ke kiri. Jadilah, lambang itu disebut duluan Buraq (berada di sisi kanan).




