Notification

×

Iklan

Iklan

Representative Dari Famili Di Tiro PNAD

Khamis, 24 Julai 2025 | Julai 24, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-21T11:16:26Z


Alhamdulillah, segala puji kita persembahkan ke hadhirat Allah Subhanahu wa Ta`ala atas segala rahmat dan karunia-Nya, walaupun sedang berhadapan dengan musibah wabah Corona yang melanda seluruh belahan dunia, namun kita tetap aktif menimba ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, Rasullah Sallallahi alaihi wasallam beserta sahabat dan ahli keluarganya yang telah menuntun kita ke alam keimanan dan ilmu pengetahuan yang bertamadun.



Saat kami hijrah buat pertama sekali ke salah satu negara jiran di Asia Tenggara, selama rentang masa itu (1990 – 1999) dengan mudah kami dapat berkomunikasi langsung dengan Paduka Yang Mulia Wali Negara Acheh, Tengku Hasan Muhammad di Tiro melalui hubungan telefon maupun facsimile (fax). Dari Stockholm, beliau mengirim surat-surat dan tulisan-tulisan lain yang kami gunakan sebagai materi untuk dimuat dalam Majalah politik SUARA ACHEH MERDEKA. Selain itu, buku-buku bacaan wajib untuk dibaca bagi setiap bangsa Acheh. Untuk melakukan aktivitas kami selalu waspada dan bermain di “bawah tanah” memandangkan faktor keselamatan dan keamanan yang selalu mencekam.



Oleh karena kebanyakan dari aktivis AM tidak memiliki document pengenalan diri yang sah di sisi undang-undang negara tersebut, ditambah lagi aktivitas kami tidak disokong oleh penguasa; maka kami sering ditangkap, “dirumahkan” dalam lock-up dan pusat aktivitas kami sering di“ambush” dan document-document turut disita. Sebanyak dua kali Kantor AM digerebeg oleh pihak penguasa keamanan, sekaligus merampas seluruh peralatan administrasi, seperti komputer, mesin printer, data dan dokumen. Konsekuensinya banyak documen penting hilang dalam “rimba penggelapan” yang dirampas oleh pihak penguasa keamanan. Setiap peristiwa yang berlaku kami adukan kepada Paduka Yang Mulia Wali Negara. Dengan tiada disangka-sangka, inilah jawaban beliau: “biarlah semua dokumen itu dibaca, sekaligus belajar dan mengerti tentang sejarah perjuangan kita dan terbuka mata mereka”. Bagaimanapun juga, yang berlaku tidaklah seindah dibayangkan. Ratusan rakan-rakan selain ditangkap, ditahan di pusat-pusat tahanan imigrasi, juga dikenal pasti belasan aktivis GAM dibunuh dalam peristiwa rusuhan pada 26 Maret  1998 di kèm Semenyeh, Selangor Darul Ehsan; selebihnya dikirim secara paksa ke Acheh menggunakan Kapal Perang Angkatan Luat Indonesia melalui Pelabuhan Lumut, Perak. Peristiwa menyayat hati ini diliput secara terbuka oleh media massa setempat dan surat kabar asing lainnya. Klimaksnya, aktivis AM terpaksa mencari suaka politik ke beberapa negara ketiga, yang pada hakikatnya tidaklah diinginkkan. Bangsa Acheh mencintai negeri jiran ini. Namun, apalah artinya cinta ini jika ternyata bertepuk sebelah tangan.



Setelah sekian lama di negeri pengasingan, sebagian dari kami berada di Amerika Serikat, sebagian lagi di Eropah, Australia dan New Zealand. Alhamdulillah, sesudah 20 tahun, buku-buku dan tulisan-tulisan ilmiah Paduka Yang Mulia ternyata masih dapat diselamatkan oleh rakan-rakan yang baik hati, bahkan bertekad menerbitkan. Usaha ini sangat bermanfaat bagi generasi penerus perjuangan Acheh di masa mendatang untuk menjadi bahan bacaan, kajian, tela'ah untuk dipahami, sehingga mengenal dan menghargai generasi terdahulu Acheh yang telah mengukir prestasi gemilang. “Sejarah sangat berharga dan merupakan harta pusaka yang diwarisi oleh generasi terdahulu kepada generasi Acheh sekarang. Oleh itu jaga dan rawat sejarah Acheh.” Kata Paduka Yang Mulia Tengku Hasan Muhammad di Tiro.



Diakui bahwa, kami dari pihak keluarga di Tiro pernah dihubungi oleh beberapa pihak dengan maksud untuk dapat mencetak kembali buku-buku Paduka Yang Mulia Wali Negara Tengku Hasan di Tiro. Namun, dengan sebulat suara kami sama sekali tidak sepakat -tidak memberi izin-  apalagi jika tujuan mencetak buku-buku tersebut demi untuk kepentingan dan keuntungan pribadi! Usaha tersebut boleh jadi akan merubah susunan ayat dan kalimat -diedit- mengikut selera yang dikehendaki. Akibatnya akan mengaburkan makna dan maksud dari teks asal (original), yang sudah tentu menyimpang dari haluan ideologi Acheh Merdeka. Terlepas dari semua itu, kami dari pihak pihak ahli waris famili di Tiro memberi kepercayaan kepada bang Yusra Habib Abdul Gani sebagai editor buku ini yang menghubungi kami untuk maksud menerbitkan beberapa karya Paduka Wali Tengku Hasan Muhammad di Tiro. Figur editor ini kami kenal baik, bukan hanya sebatas sahabat seperjuangan, akan tetapi beliau pernah menjadi pemimpin kami semasa menduduki Kantor UNHCR, Kuala Lumpur (1992-1994). 


Beliau juga sebagai Pemimpin Redaksi Majalah politik SUARA ACHEH MERDEKA, dimana kami sendiri sebagai staff khusus dari Majalah ini. Oleh itu, kami menyahut upaya menghimpun dan menerbitkan karya-karya Paduka Wali Tengku Hasan Muhammad di Tiro. Semoga editor (penyusun) diberi kesehatan dan keberkatan umur yang panjang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala serta tidak melupakan sejarah Acheh. Jarang kita temui dari kalangan orang Acheh umumnya untuk melakukan upaya terpuji ini, apalagi dalam situasi politik sekarang yang sarat dengan kepentingan dan keuntungan pribadi. Akhirul qalam dari kami famili di Tiro, berharap semoga semua karya Paduka Wali Negara Tengku Hasan di Tiro, nilai ilmiahnya tetap kekal sepanjang masa. Sangat banyak ilmu pengetahuan yang beliau wariskan dan tidak banyak orang yang tekun menggalinya. Semoga di masa depan, selain diterbitkan buku berjudul: CATATATAN TENGKU HASAN DI TIRO YANG TERCÈCÈR; kita dapat menghimpun semua pidato-pidato  Paduka Yang Mulia Tengku Hasan Muhammad di Tiro di forum internasional untuk diterbitkan dalam bentuk buku.

 

 

Wassalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh,

 

AMERIKA SERIKAT, 2020

 

 

Musanna Tiro bin Tengku Abdul Wahab



 PNAD



uang Aceh



TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update