Notification

×

Iklan

Iklan

Perdana Mentri Acheh Darussalam Biographi Sosok Yusra Habib Bin Abdul Gani

Rabu, 19 November 2025 | November 19, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-20T00:16:20Z

Silsilah Keluarga:

Datu lelaki (nama?) dari sebelah Ayah, berasal dari Kampung Sampo Iniët, Pasé (sekarang: Acheh Utara). Beliau berlatar keluarga Ulèbalang, memiliki banyak harta kekayaan. Di era perang –Perang Pandrah– melawan  kolonial Belanda pada separuh akhir tahun 1800-an, Datu bersama beberapa pasukannya terpaksa menghindar menyelamatkan diri ke pedalaman Gayo, karena perkakas perang tidak mencukupi. Sementara abang kandung Datu saya, juga terlibat dalam perang melawan kolonial Belanda, mengakibatkan salah satu tangannya putus (buntung), akibat terjangan peluru serdadu Belanda. Beliau juga menghindar menyelamatkan diri ke pedalaman Gayo, menetap di Kampung Bintang, di tepi Danau Laut Tawar, Acheh Tengah. Di sana beliau digelari dengan TENGKU BUNTÔNG JAROË, menikah dengan wanita Gayo.

 

Hingga sekarang zuriatnya masih berada di Kampung Bintang. Alhamdulillah hubungan silaturrahmi di antara kami, sanak saudara terjalin akrab hingga sekarang. Sementara itu, Datu lelaki saya (nama?), selama menetap di Kampung Kenawat, telah melucuti gelar Ulèëbalang (Ampôn/Teuku), dengan maksud supaya tidak bocor kepada pihak inteligen Belanda dan kalangan masyarakat Gayo, yang kurang menyenangi gelar Teuku dari Acheh Pesisir. Bagaimanapun, gaya hidup sebagai stereotype Ulèëbalang tetap melekat. Buktinya, di Kenawat, beliau memiliki harta kekayaan dalam bentuk lahan tanah perkebunan dan sawah yang luas, terletak di beberapa lokasi, seperti Perkebunan Pisang dan Sawah misalnya di Pintu Rime; … Perkebunan Pisang dan Kopi di Bur Kucak dan Sawah di kawasan Ume Lah; … Kebun Serule di Geldog dan Jurung; … lahan tanah di Bukit (berdekatan Kampung Kenawat) dan bangunan rumah.

 

 

Beliau menikah dengan Empun Dari (seorang wanita Gayo asal Kampung Kenawat). Pasangan ini mempunyai dua anak lelaki: 1. Ra´di (bin?) 2. Ahmad (bin?). Ahmad menikah dengan seorang janda dari Kampung Kebayakan mempunyai dua anak lelaki –Muse  dan Aman Siti Ralik– Oleh sebab Datu saya tidak mempunyai anak perempuan, maka mengadopsi seorang anak perempuan dari keluarga lain, menikahkan dengan seorang pemuda berasal dari Asir-Asir (Aman/Inen Ducak); mendapat harta pusaka dari Datu saya berupa lahan sawah yang luas, berbatasan dengan sawah kami. Selain itu, mengislamkan seorang keturunan China, sakaligus menjadi anak angkat, mendapat harta pusaka (lahan sawah) yang luas.

Ra´di (Kakek nya) lahir, menetap sampai meninggal dunia di Kampung Kenawat. Pernah menjabat sebagai Imum Kerajaan Bukit di bawah pimpinnan Reja Ma´un dan Zainuddin. Pakar membuat jaring Ikan dan memiliki sawah dan perbunan yang luas.

 

Jeriyah bt. Sultan (Nenek dari sebelah Ayah) adalah anak perempuan bungsu dari Sultan (Panglima Cék Penosan). Beliau mati syahid dalam perang melawan kolonial Belanda (pasukan Mareuchaussee) di Kampung Penosan, Blang Kejren 1904.

Sultan mempunyai tiga anak:

1. Mahmud bin Sultan (Panglima Muda Penosan), mati syahid dalam medan perang di Penosan, 1920-an. Ditembak mati sedang mengerjakan shalat Isya dalam Masjid Penosan.

2. Merah Pupuk bin Sultan. Dalam usia di bawah umur (15-16 tahun), diculik oleh pasukan Mareuchaussee di Kampung Penosan tahun 1904, hingga kini tidak diketahui rimbanya. Hanya Allah Yang Maha Tahu.

3. Juriyah bt. Sultan, yang saat ditembak serdadu Belanda, berusia 13 tahun. Beliau cacat tangan kiri seumur hidup.

 

Ra´di dan Jeriyah bt. Sultan menikah di awal tahun 1900-an dengan Jeriah bt. Sultan, berasal dari Kampung Penosan, Blang Kejren, yang tangan kirinya cacat seumur hidup, akibat terjangan peluru pasukan Mareuchausse. Selonsong peluru masih tertanam di lengan kirinya, hingga dibawa mati. Pasangan ini dikaruniai anak:

1. Jaimah (Beru) bt Ra´di (Inen Sakdiyah)

2. Burak bin Ra´di (Aman Aisyah)

3. Ibi Bur (Inen Semédah)

4. Ibi Paloh (Inen Sirajuddin)

5. Ali Hasyim bin Ra´di. Profesi Polisi, pangkat terakhir Letkol di Komdak Metro Jaya, Jakarta.

6. Abdul Gani bin Ra´di (Ayahanda) adalah, Kepala Kampung Kenawat selama 27 tahun lamanya (1963-1990).

  

Khatijah (bt?) (orang Gayo, asal Kampung Kenawat) adalah Nenek dari sebelah Ibu saya, menikah dengan Habib Putéh, seorang pedagang tembakau dan sekaligus seorang Ulama dan Habaib berasal dari Kampung Kabu, Jeuram Meulaboh. Kuburannya hingga sekarang dikeramatkan oleh penduduk setempat dan sekitarnya. Pasangan ini dikaruniai seorang anak perempuan bernama Tjut Wan Juriyah bt. Habib Putéh. Dipanggil juga dengan (Tjut Hamidah). Panggilan akrabnya Tjut Wan. Pasangan ini bercerai. Kemudian Nènèk saya menikah dengan Bakri (suamai kdua) yang dikaruniai seorang anak lelaki, bernama Nurdin Bakri.

 

Abdul Gani menikah dengan Tjut Wan Juriyah bt. Habib Putéh (Hamidah). Pasangan ini dikaruniai anak:

1. Firdaus Habib bin Abdul Gani (meninggal dunia dalam usia setahun)

2. Dailami Habib bin Abdul Gani (meninggal dunia dalam usia setahun)

3. Yusra Habib bin Abdul Gani

4. Ali Balwi Habib Abdul Gani (meninggal meninggal dunia dalam usia setahun)

5. Rahmatsyah Habib Abdul Gani (meninggal dunia dalam medan perang Acheh, 1999 di Acheh Tengah. Hingga sekarang mayatnya tidak ditemukan)

6. Sarifah bt. Abdul Gani

7. Mardiyah bt. Abdul Gani

8. Khadijah bt. Abdul Gani

9. Iftah Habib Abdul Gani (meninggal dunia dalam medan perang Acheh, 2001 di Acheh Tengah. Mayatnya baru ditemukan pada tahun 2006 di kawasan Kelupak Mata, Acheh Tengah)

10.Makmur Habib Abdul Gani

 

Dr. H. Yusra Habib Abdul Ghani S.H. Lahir di Kampung Kenawat, Takengon (Acheh Tengah), 12 April, 1954.

 

Pendidikan

-         MIN + Sekolah Dasar Kenawat (1961-1966).

-         Tsanawiyah Bom Takengon (1967-1970).

-         STM Pertanian Takengon (1971-1973).

-         PGSLP, jurusan Seni Rupa, Jakarta, 1975.

-         Mahasiswa Fakultas Hukum UMJ (1977-1983)

-         Memperoleh beasiswa mengikuti Kursus Asisten Advokat (1979-19980).

-         Meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum UM-Jakarta,1983. Lulus ujian negara pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1984.

-         Meraih gelar Doktor Falsafah dari Universitas Kebangsaan Malaysia, 23 Agustus 2016.

Pekerjaan Selama Di Jakarta

-         Guru SMP Negeri 69 Jakarta, 1976-1990.

-         Staff pengajar (Asisten Bismar Siregar, SH) dalam studi Hukum Pidana pada Fak. Hukum UMJ, 1984-1990.

-         Sekretaris Jurusan Hukum Pidana FH-UMJ, 1986-1990.

-         Manggala BP-7, 1985-1990.

-         Salah seorang anggota team pembahas materi Undang-undang Perlindungan Anak dan perbaikan materi Buku ke-II KUHPidana di BPHN tahun 1985- 1986.

-         Pengacara pada Kantor Pengacara ´Mukhtar Luthfi, SH Dkk. tahun 1985- 1990.

Aktivitas Non Akademik Dan Akademik

-         Menjadi Anggota Kehormatan dalam Perhimpunan Mahasiswa Hukum Minangkabau, 1982.

-         Sekjen Lembaga Penyuluhan Hukum Mahasiswa Indonesia (LPHMI), 1983- 1984.

-         Ketua 1 Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia, 1981-1982.

-         Anggota Korp Muballigh Jakarta, 1985-1987.

-         Ketua 1 Majlis Pemuda dan Mahasiswa Acheh (MPMA), Jakarta.

-         Pemimpin Redaksi Majalah “SUARA MASYARAKAT ACHEH” (1985-1986), Jakarta.

-         Pemimpin redaksi Bulletin Hukum, Fakultas Hukum UMJ (1986-1990).

-         Ketua „Pemuda Pengkaji dan Pemahaman Islam“ Jakarta, 1985-1986.

-         Pemimpin Redaksi Bulletin „HARIE“, Jakarta (1987-1988), dikelola oleh Ikatan Pemuda Gayo Jakarta.

 

Karya-Karya Ilmiah Selama Berada Di Idonesia

1. Editor buku: ”ANEKA RAGAM PUTUSAN HAKIM BISMAR SIREGAR, SH (1984-1986). Fakultas Hukum UMJ, 1988.

2. Ketua Team Editor hasil Seminar tentang: ‘IMPLEMENTASI HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA’, 1989.

3. Menulis SEJARAH BERDIRINYA FAKULTAS HUKUM UMJ, 1988.

4. Menulis artikel tentang hukum dalam: Sinar Harapan, Merdeka, Kompas dan Suara Karya (1985-1990).

 

Karya-Karya Ilmiah Selama Menetap Di Luar Negeri

1. Menulis buku: “MALAPETAKA DI BUMI SUMATERA”, Malaysia 1993.

2. Menulis buku REMAJA DI PERSIMPANGAN JALAN, Malaysia 1994. Rencananya diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia, Kuala Lumpur. Oleh sebab situasi politik Acheh Merdeka semakin meruncing kala itu, penerbitan buku ini terkendala.

3. Aktif menulis tentang sejarah, politik dan sosial budaya dalam Tabloid “HARAKAH”, Kuala Lumpur, Malaysia (1990-1998).

4. Aktif menulis tentang sejarah, politik dan sosial budaya dalam Majalah Politik ‘SUARA ACHEH MERDEKA’ , Malaysia (1990-1998).

5. Menulis buku: MALAPETAKA DI BUMI SUMATERA, Malaysia 1993.

6. Menulis buku: “MENGAPA SUMATERA MENGGUGAT”, Denmark 2000.

7. Aktif menulis tentang sejarah dan politik dalam Tabloid Mimbar Kutaraja, Banda Acheh (2001-2004).

8. Menulis buku: “STATUS ACHEH DALAM NKRI”, Denmark 2008.

9. Aktif menulis artikel dalam kolom Opini Serambi Indonesia tentang falsafah, politik, budaya, hukum, ekonomi, sejarah dan agama, Denmark (2008 - 2019).

10. Aktif menulis artikel dalam Tabloid Kontras, Banda Acheh, Denmark.

11. Menulis buku SELF-GOVERNMENT (Study Perbandingan Tentang Desain Administrasi Negara), Denmark 2009.

12. Pendiri dan Perumus Draft Aggaran Dasar Dan Rumah Tangga (AD/ART) Dewan Adat Gayo, Malaysia 2015.

13. Menulis buku STRATEGI BELANDA MENGEPUNG ACHEH, Denmark 2015.

14. Tesis Untuk Meraih Gelar Doktor Berjudul: SEJARAH MENEGAKKAN NEGARA ISLAM ACHEH, Malaysia 2016.

Menulis buku ACHEH TERSUNGKUR, Denmark 2018

15. Menulis buku MARECHAUSSEE DI GAYO LUES, 1904, 2018, Denmark, 2018.

16. Menulis buku GAYO DAN KERAJAAN LINGE, Denmark 2018.

17. Menulis buku KEABSAHAN NEGARA ACHEH DARUSSALAM, Denmark 2020.

 18. Menulis buku ACEH, SEJARAH MENDAULATKAN NEGARA ISLAM, Denmark 2021.

19. Menulis buku LEGENDA DAN FALSAFAH GAYO, Denmark 2021.

20. Menulis (editor) POLITISI BELANDA MENGUTUK KEKEJAMAN MARECHAUSSEE DI ACHEH, Denmark 2021.

21. Menulis buku BUKU PUTIH: Acheh Selalu Gagal Manfaatkan Kemerdekaan Kembali, Di mana Silap dan Salahnya, Denmark 2021.

22. Menulis buku SANAD DAN MATAN DOKUMEN NEGARA ACHEH DARUSSALAM, Denmark 2022.

23. Menulis buku NEGARA ACHEH DARUSSALAM DALAM LINTASAN SEJARAH, Denmark 2023.

24. Editor buku berjudul: CATATAN TENGKU HASAN DI TIRO YANG TERCÈCÈR, Denmark 2023.

25. Menulis Buku MENGUKUR KEBENARAN HUKUM POSITIF DENGAN INTERPRETASI, Denmark 2023.

26. Menulis Buku SUCCESSOR OF STATE: MAKSUDNYA APA?,  Denmark 2023.

27. MERETAS IDENTITAS GAYO {Himpunan Kajian Tentang: Kepercayaan, Sejarah, Eko sistem Lingkungan, Falsafah, Ekonomi, Politik, Seni-Budaya, Adat-Istidat Gayo. Denmark 2023.

28. Menulis buku DILEMA REVOLUSI KEMERDEKAAN, Kasus Acheh Darussalam. Menunggu diterbitkan, Denmark { Dalam proses Penerbitan }

29. Menulis Buku: ACHEH: SUCI DALAM DEBU. {Dalam proses penerbitan}

30. PENGKHIANTATAN INTELEKTUAL MUSLIM, Denmark {Kasus Indonesia 1901-2023} Menunggu Diterbitkan.

31. PERSPEKTIF MORAL DALAM POLITIK EKONOMI ACHEH DARUSSALAM. Menunggu Diterbitkan, Denmark.

32. Penyusun konsep Surat Diplomatik PNAD yang dikirim kepada 29 Kepala negara seluruh dunia, Denmark Maret 2021.

33. Perumus berkas Gugatan PNAD kepada Belanda, Jepang dan Indonesia, untuk diajukan kepada Mahkamah Internasional di Den Haaq, Netherlands, Denmark Januari 2022.

34. Penyusun Surat Diplomatik yang di-adress-kan kepada Sek Jen PBB, Denmark Januari 2023.

35. Perumus Naskah QANUN MEUKUTA ALAM (QANUN AL-ASYI) atau Konstitusi Negara Acheh Darussalam yang terdiri dari 37 pasal. Naskah ini kemudian dibahas dalam Persidangan Anggota Majelis Negara Acheh Darussalam yang terdiri dari 24 orang, yang berlangsung sebanyak 7x putaran. Naskah Meukuta Alam ini kemudian diserahkan untuk disetujui oleh Qadhi Malikul ´Adil (anggota 4 orang), untuk disahkan menjadi Konstitusi negara Acheh Darussalam, berlaku sejak 29 Desember 2020, Denmark 2020. 

36. Perumus naskah PEMBAGIAN DAN PEMISAHAN KUASA antara Institusi Militer dan Pegawai Sipil di lingkungan Pemerintah Negara Acheh Darussalam (PNAD), Denmark 2022.

 

Riwayat Hidup Yang Getir Dan Pahit 

Ditangkap oleh pasukan Intelijen Negeri Johor (pada 27 April 1998), dipimpin langsung oleh Michael Ong (Kepala Intelijen Negeri Johor) dan ditahan dengan status tahanan ‘Intern Security Acts’ (ISA), di Penjara Bukit Aman, Penjara Jalan Ipoh, Balai Polis Damansara, Kuala Lumpur, Malaysia (27 April-29 Juni 1998).

- Diusir oleh Kerajaan Malaysia (Perdana Menteri Mahathir Muhammad) atas tuduhan merugikan kepentingan politik dan perdagangan dalam dan luar negeri Malaysia. Atas kerjasama antara UNHCR Kuala Lumpur dan UNHCR Geneva, berhasil mengantar saya bersama keluarga ke negara ketiga -Denmark) pada 29 Juni 1998. 

Riwayat Jabatan: (Periode: 1990-2002)

• Ketua Biro Penerangan Acheh Merdeka, di Kuala Lumpur, Malaysia (1991-1992).

• Diangkat oleh Tengku Hasan M. Di Tiro, sebagai Pemimpin Redaksi Majalah politik “SUARA CHEH MERDEKA”, Malaysia (1991-1998).

• Diangkat oleh Tengku Hasan M. Di Tiro, sebagai Pemimpin rombongan 44, menduduki Kantor UNHCR, Kuala Lumpur, Malaysia pada 22 Juni 1992-1994.

• Diangkat oleh Tengku Hasan M. Di Tiro, sebagai Ketua/Anggota Komite Pelarian Politik Acheh di Malaysia (1995-1998)

• Dilantik Tengku Hasan M. di Tiro, bertindak untuk dan atas nama negara negara Acheh Darussalam, menandatangani MoU antara Pemerintah Acheh Darussalam di Pengasingan, Duta Besar Switszerland untuk Malaysia, Duta Belanda untuk Malaysia dan Perdana Menteri Malaysia, dalam rangka pembebasan pelarian politik yang menduduki Kedutaan Switszerland dan Belanda, Malaysia tahun 1997.

• Kepala Kantor AM, bermarkas di Jalan Batu Caves, Selayang, Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1996-1998.

• Utusan Acheh Merdeka ke Sidang Tahunan UNPO, Thallinn - Estonia, 2002.

• Salah seorang juru runding AM dalam perundingan antara AM-RI di Geneva (2000 & 2002).

• Nara Sumber dalam Seminar tentang isu Acheh di Kôln, Jerman tahun 2002, wakil Acheh Merdeka.

• Pemimpin Redaksi ASNLF.com, Denmark (periode: 2002-2005)

• Salah seorang wakil Acheh Merdeka dalam Seminar tentang Isu Acheh di Finlandia, 2003.

• Director “Institute for Ethnics Civilization Research”Denmark 2007.

 Penggagas Konferensi Gayo Sedunia tahun 2010. Belum terlaksana.

• Dicalonkan oleh 13 Perwakilan wilayah negara Acheh Darussalam, untuk disumpah dan dilantik menjadi Perdana Menteri Acheh Darussalam pada 3 Desember, 2020.


TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update